Cara Kerja Sistem Pengisian Pada Mobil Lengkap Type,Komponen & Fungsinya
Sistem pengisian adalah sebuah rangkaian mekatronika yang berfungsi untuk melakukan suply energi listrik menuju baterai agar kebutuhan akan kelistrikan body atau mesin dapat dipenuhi. Charging system memanfaatkan putaran engkol untuk menciptakan energi listrik. Sehingga apabila diterjemahkan, sistem pengisian bekerja untuk mengubah sebagian putaran engkol menjadi energi listrik.
Cara Kerja Sistem Pengisian ;
A.) Cara kerja pada saat kunci kontak ON dan mesin mati Bila KK diputar pada posisi ON, arus dari battry akan mengalir ke rotor dan merangsang rotor coil. Pada waktu yaang sama, arus battry juga mengalir ke lampu pengisian (CHG) dan akibaatnya lampu jaadi menyala (ON). Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut:
Saat Kunci On (Smbr gmbr : www.teknik-otomotif.com) |
- Arus yang ke field coil Terminal (+) battrey - fusibel link - kunci kontak (IG switch) - sekring-terminal IG regulator - poin PL1 - poin PL0 - terminal F regulator - terminal F altenator - brush -slip ring - rotor coil - brush - terminal E alternator - massa body. Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagneten yang seharusnya arus ini disebut arus medan (field corrent).
- Arus ke lampu charge Terminal (+) bateray - fusibel link - kunci kontak IG (IG sekring) - lampu CHG - terminal L regulator - titik kontak P0 - titik kontak P1 - terminal E regulator - massa bodi. Akibatnya lampu change akan menyala.
B.) Cara kerja mesin dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang. Sudah mesin hidup dan rotor
berputar, tegangan/ voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan neutral dipergunakan untuk
voltage relay.karena itu lampu change jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field corrent) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator Deminkian salah
satu arus medan akan lewat menembus arus tidak menembus R, tergantung pada keadaan tititk control PL0. prinsip kerja sistem pengisian
berputar, tegangan/ voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan neutral dipergunakan untuk
voltage relay.karena itu lampu change jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field corrent) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator Deminkian salah
satu arus medan akan lewat menembus arus tidak menembus R, tergantung pada keadaan tititk control PL0. prinsip kerja sistem pengisian
Bila gerakan P0 dari voltage relay, membuat hhubungan dengan titik kontak P2. Maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian teganganya sama. Sehingga arus tidak mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing pristiwa sebagai berikut:
a) Tegangan neutral Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage relay - terminla E regulator - massa body. Akibatnya pada magnet coil dari voltage relayakan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik P0 dari P1 dan selanjutnya P0 akan bersatu dengan P2 dengan demikian lampu pengisian jadi mati.
b) Tegangan yang keluar (output voltage) Terminal B alternator - terminal B regulator - titik kontak P2 - titik kontak P0 - maagnet coil dari voltage regulator - terminal ER regulator - massa body. Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL0. Dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL! sehingga pada kecepatan serdang PL0 akan mengambang (seperti terlihat dalam gambar di atas).
c) Arus yang ke field (field current) Terminal B altenator - IG switch - fuse - teminal IG regulator - poin PL1 - poin PL0 - resistor R - teminal F regulator - terminal F alternator - rotor coil - terminal E alternator - massa body.
Dalam hal ini jumlah arus / tegangan Yng masuk rotor coil bias melalui 2 saluran.
- Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dari PL1, maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor. Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coilpun kecil (berkurang).
- Sedangkan kalau kemagnetan pada voltage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik dari PL1 maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui point PL1 poin PL0. Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.
d) Output corrent Terminal B alternator - batray dan beban - massa body.
C.) Cara kerja mesin dari kecepatan sedang ke kecepatan tinggi prinsip kerja sistem pengisian Bila putarn mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik. Dan gaya tarik dari kemagnetankumparan voltageregulator menjadi lebih kuat. Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus (intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titik kontak PL0 dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan kontak PL2.
Bika gerakan titik kontak PL0 pada pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2, field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P0 dari voltange relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adlah sebagai berikut:
1. Voltage neutral (tegangan netral) Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage relay - terminal E - regulator - massa body. Arus ini juga sering disebut neutral voltage.
2. Out put voltage Terminal B alternator - terminal B regulator - point P2 - point P0 - magnet coil dari N regulator - terminal E regulator.
3. Tidak ada arus ke field current Terminal B alternator - IG switch - fuse - terminal IG regulator - resistor - terminal F regulator - terminal F alternator - rotor coil - atau - poin PL0 - poin P2 - ground - terminal E alternator - massa. Bila arus resistor mengalir terminal F regulator rotor coil massa. Akibatnya arus yang ke rotor ada. Tapi kalau PL0 nempel PL2 maka arus mengalir ke massa, sehingga yang ke rotor coil tidak ada.
4. Output current Terminal B alternator - battray - massa.
Fungsi Sistem Pengisian ;
- Mengisi arus listrik batrai
- mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistikan setelah mesin hidup
Type sistem Pengisian ;
- Generator berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
Generator Mobil - Alternator berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating Current)
Alternator Mobil
Komponen Sistem Pengisian Dan Fungsinya
1. Baterai/Aki Fungsi baterai adalah sebagai penyimpan energi listrik. Ibarat sebuah gudang, baterai akan menyimpan semua energi listrik yang dihasilkan altenator untuk kemudian energi yang tersimpan ini dikeluarkan saat diperlukan. Perlu diketahui juga, listrik pada aki itu digunakan hanya saat proses starting dan ketika kelistrikan mobil hidup tapi mesin mati. Sementara saat mesin menyala, arus listrik pada aki akan tetap tersimpan. Hal itu dikarenakan sistem pengisian selain menyimpan energi ke aki juga menyuplai semua kebutuhan listrik.
2. Fuse dan Fuseble link Fuse dan fuseble link memiliki fungsi yang berbeda meski bentuknya sama. Fuseble link bisa disebut sebagai main fuse yang diletakan didekat terminal positif baterai. Fungsi sekering ini yakni untuk melindungi seluruh sistem kelistrikan mobil dari arus yang berlebih. Umumnya fuseble link memiliki kapasitas hingga lebih dari 60 Ampere. Sementara fuse digunakan sebagai pengaman satu rangkaian kelustrikan, dalam sistem pengisian konvensional ada dua buah fuse yang memiliki kapasitas sekitar 10-15 Ampere. Satu fuse digunakan sebagai sekering voltage regulator dan sekering lain digunakan untuk mengamankan lampu CHG dan Voltage relay.
3. Lampu CHG Lampu CHG atau biasa juga disebut charging warning light merupakan lampu indikator yang bisa menunjukan adanya gagal pengisian. Saat kunci kontak ON maka secara normal lampu ini akan menyala, begitupun ketika mesin hidup lampu ini harusnya menyala, jika mati maka bisa mengindikasikan adanya kegagalan pengisian.
4. Kunci kontak Kunci kontak berfungsi sebagai switch atau saklar. Memang sistem pengapian akan aktif secara otomatis ketika mesin menyala, namun untuk membangkitkan medan magnet pada rotor coil harus dilakukan oleh sebuah switch. Ignition switch dipakai sebagai saklar rotor coil yang akan aktif saat kunci kontak diputar ke posisi ON.
5. Regulator Advertisement Regulator memiliki fungsi sebagai pengatur tegangan output dari altenator. Mengapa harus diatur ? karena tegangan yang duhasilkan altenator itu berbanding lurus dengan RPM mesin. Artinya ketika mesin berada pada RPM rendah maka output altenator juga rendah dan saat RPM mesin tinggi maka output altenator juga tinggi. jelaskan komponen pengisian motor Rangkaian pengisian konvensional Sehingga regulator digunakan agar tegangan output altenator bisa tetap stabil maksimal 14 volt sebelum disalurkan ke kelistrikan kendaraan. Regulator ada dua macam, yakni tipe point atau konvensional dan tipe IC. Tipe point menggunakan dua buah kumparan untuk mengatur nilai tegangan altenator sementara Regulator IC yang juga disebut sebagai kiprok pada sepeda motor sudah menggunakan rangkaian IC (Integrated Circuit) untuk mengatur tegangan output. Selengkapnya bisa simak prinsip kerja Regulator Point.
6. Altenator Fungsi altenator yakni untuk mengubah sebagian energi putar mesin kebentuk energi listrik AC. Input altenator berasal dari pulley mesin yang terhubung dengan sebuah V belt, didalam altenator putaran rotor akan membuat perpotongan garis gaya magnet dengan stator sehingga terjadilah aliran elektron. pengertian sistem pengisian sepeda motor Arus dari stator sebelum disalurkan ke terminal B altenator dihubungkan terlebih dahulu ke Dioda Bridge untuk disearahkan. Mengapa altenator menggunakan arus AC ? alasannya karena daya dan frekuensi yang dihasilkan lebih besar dan stabil sehingga cocok untuk pengisian baterai. Selengkapnya bisa baca cara kerja altenator
7. Kabel Penghubung Kabel pengubung memiliki tugas untuk menghubungkan tiap terminal pada komponen pengisian, setidaknya ada dua jenis kabel yakni kabel standar dan kabel B+. Kabel standar memiliki diameter seperti kabel kelistrikan mobil pada umumnya, fungsi kabel ini yakni menghubungkan tiap terminal pada seluruh sistem pengisian. Sementara kabel B+ memiliki diameter lebih besar dari kebel standar dan hampir menyamai kabel stater. Fungsi kabel ini untuk menghubungkan terminal B altenator dengan Baterai.
Ngewe omm:v
BalasHapussopan kh begitu?
BalasHapusLove you
BalasHapus